Sparring Magician merupakan sebuah event yang digagas Indonesia Magician School (IMS) dan diadakan satu tahun sekali. Setelah belajar teori-teori sihir oleh guru-guru sihir terhebat, kini giliran praktek nyatanya. Hanya menyampaikan materi sihir tidak komplit rasanya tanpa adanya praktek nyata. Maka dari itu event ini dibuat.
Sudah banyak siswa berkumpul. Mereka sangat semangat mengikuti event ini. Para siswa memanfaatkan event ini untuk memperbaiki diri dalam praktek sihir. Namun, ada beberapa siswa ingin sombong menunjukkan kekuatannya, agar lebih disegani lagi di IMS.
Contohnya saja seperti Harry, penyihir yang masuk ke top ranking sekolah, meskipun hanya peringkat sepuluh. Harry selalu menyombongkan dirinya dan merisak yang lemah, terutama Cetta—penyihir dengan peringkat paling bawah—di IMS. Sikapnya itu membuat para siswa maupun guru membenci Harry. Namun tidak ada yang berani melawannya.
Dari arah selatan, Harry dengan congkak melangkah bersama dua anak buahnya. Para siswa memberi jalan untuk Harry dan anak buahnya. Harry begitu disegani dan ditakuti oleh para siswa, banyak siswa lebih baik putar arah daripada berpapasan dengan Harry.
Di sudut lapangan itu, berdirilah Cetta dengan wajah datar. Cetta tidak peduli dengan event ini dan berencana tidak ikut maju ke arena bertarung. Namun, siapapun yang ingin mempermalukannya lewat event ini, akan mendapatkan hal sebaliknya, bahkan lebih parah dari hal yang diinginkan olehnya.
Semua pasang mata menatap seseorang yang baru datang, bukan Harry, tapi Devian, guru yang mengawasi event ini. Dengan kedatangan Devian, menandakan acara ini segera dimulai.
"Selamat datang semua di Sparring Magician IMS. Peraturannya sama seperti dulu, boleh menggunakan magic, tetapi tidak boleh membunuh lawan. Mari kita mulai acaranya. Siapa yang mau maju? angkat tangan! sebutkan lawan yang ingin kau tantang!"
Hampir semua siswa angkat tangan. Devian kewalahan mendata dan menentukan siapa yang maju pertama. Semuanya berebut ingin maju pertama.
Akhirnya, sebuah suara menghentikan keributan itu. "Semuanya, turunkan tangan kalian! biarkan aku maju pertama."
Mengetahui Harry sudah berinisiatif maju pertama, para siswa menurunkan tangannya, membiarkan Harry maju pertama. Dikarenakan seluruh siswa menurunkan tangannya kecuali Harry, Devian pun mencatat nama Harry di buku tebal yang dibawanya.
"Baiklah Harry. Kau maju pertama. Sebutkan lawanmu!"
"Aku ingin menantang...."
Semua siswa IMS cemas, dengan kekuatan Harry yang begitu hebat, tidak ada yang mau menjadi lawannya selain penyihir dari top ranking.
"Cetta."
Semua siswa langsung menatap ke pemuda berwajah datar di sudut lapangan itu. Dia adalah Cetta.
"Apa kau menerima tantangan dari Harry, Cetta?" tanya Devian.
Masih memasang muka datar, Cetta berjalan maju menuju arena bertarung. Para siswa membuka jalan, membiarkan Cetta bergerak maju. Cetta sudah ditunggu Harry di arena bertarung, dia sudah tidak sabar ingin mempermalukan Cetta kali ini.
Akhirnya Cetta memasuki arena bertarung. Cetta menatap Harry. "Harry, kalau kau ingin menang melawanku, keluarkan semua kemampuanmu!"
"Mr.Devian aku menerima tantangan Harry," lanjut kata Cetta sambil memandang Devian. "Dengar itu semuanya! Cetta menyuruhku untuk mengeluarkan semua kemampuanku. Dia pengen mati. Hahahaha." Harry tertawa terbahak-bahak.
Semua siswa langsung menertawakan Cetta. Tak luput cibiran dan cemoohan dikeluarkan dari beberapa siswa yang tidak suka dengan kehadiran Cetta. Keheningan tadi langsung pecah diganti dengan cibiran-cibiran untuk Cetta.
"Coba saja kalau kau mampu," gumam Cetta.
"Mr. Devian, kau pasti mendengarkannya, kan? Cetta sendiri yang menginginkannya, bukan aku yang memaksanya. Maka akan aku kabulkan keinginanmu."
Meskipun Cetta sudah mempersilahkan, tetapi sebagai guru sekaligus pengawas event ini, dia tidak akan membiarkan kematian terjadi saat event ini berlangsung.
Tangan Harry diangkat dan sebuah bola api berukuran besar muncul di atasnya. Bola api itu semakin membesar dan panasnya berkali-kali lipat.
"Terimalah ini, Cetta!"
Bola api besar itu dilontarkan ke arah Cetta. Banyak orang ngeri memandang bola api besar itu. Kalau terkena, pasti akan terluka parah. Tidak menutup kemungkinan akan mati.
Devian mencoba menghentikan bola api itu, tapi sudah terlambat. Bola api itu sudah mengenai Cetta dan kabut mengepul di sekeliling Cetta.
Banyak siswa menatap kasihan pada Cetta, nasibnya sangat tragis. Namun, ketika kabut menghilang, Cetta berdiri baik-baik saja.
Keheranan melanda tempat itu, banyak siswa maupun guru tidak percaya dengan sesuatu yang dilihatnya, Cetta berdiri tanpa terluka sedikit pun. Bagaimana bisa si peringkat bawah membendung sihir tingkat tinggi?
"Apa hanya segini kekuatanmu? Itu belum cukup untuk membunuhku. Sekarang rasakan seranganku ini!"
Sebuah laser tiba-tiba muncul dan mengenai Harry. Harry terlempar ke luar arena dengan keadaan yang mengenaskan. Tubuhnya terluka parah.
Semua orang yang menyaksikan terkejut semua. Sihir tadi sukses membungkam semua orang. Mereka tidak mengira Cetta, si peringkat bawah bisa mengeluarkan sihir tingkat tinggi seperti tadi.
"Di atas langit masih ada langit yang lebih tinggi. Janganlah merasa hebat karena masih ada yang lebih hebat di luar sana. Aku mungkin sudah kuat, tapi masih banyak orang kuat di atasku. Makannya aku tidak suka mengeluarkan kekuatanku ini. Aku rasa ini sudah selesai. Aku undur diri dulu, Mr. Devian."
Perkataan itu menyadarkan semua siswa, ada orang kuat, tetapi tidak pernah menunjukkan dirinya kuat. Malahan mereka menyembunyikan kekuatannya itu dan memasang tampang lemah.
***
HIDDEN POWER
Penulis: Zainur343
Artworker: PenaAbu
0 Komentar
Yuk kita beropini mengenai isi post-nya~