Seseorang yang tak memiliki rasa
percaya, ia tak pantas menjalin sebuah hubungan, apalagi cinta.
===
Perlahan Jane menarik diri dari kerumunan setelah
sebuah pesan masuk ke gawainya. Ia meninggalkan acara geladi bersih drama
tahunan yang kali ini bertajuk "Perahu Kertas", hanya demi seseorang
yang mengiriminya pesan. Baru saja ia membuka pintu teater seorang laki-laki
berpakaian serba hitam langsung menyapa pandangannya. Sesaat setelah menyadari
keberadaan Jane, laki-laki itu langsung menarik lengan Jane dan membawanya
menjauh dari pintu teater.
"Apa kau membawa uangnya?" tanya laki-laki
itu setengah berbisik.
Jane pun menjawab seraya berbisik, "Ya."
Jane dapat melihat dengan jelas wajah sumringah
laki-laki di depannya, tepat setelah Jane memberikan uang yang diminta. Tangan
Jane refleks menahan dada bidang laki-laki itu kala ia hendak meninggalkan Jane
begitu saja.
Jane sedikit mendongak untuk menatap netra laki-laki
itu, yang sedikit tersembunyi di bawah topi hitam yang dipakainya. Kala Jane
hendak mengeluarkan suara, tiba-tiba suara lain menginterupsi.
“Jane?"
Jane menoleh ke sumber suara, sebisa mungkin ia
menyembunyikan keterkejutannya. Tepat di depan pintu teater teman-teman
sekelasnya tengah memandangnya penuh ingin tahu, atau mungkin penuh kecurigaan.
Lantas, Jane menyapa mereka dengan senyum kikuk, membuat alis mereka semakin
menekuk.
"Cepat kembali ke dalam!" perintah Anna yang
mengenakan gaun pink selutut, ia adalah pemeran utama dalam Drama Perahu
Kertas.
Jane hanya mengangguk menanggapinya, bahkan ia enggan
untuk tersenyum. Saat teman-teman sekelasnya hendak kembali masuk, saat itu
pula Jane bertatapan dengan Geo yang tengah berdiri di sisi pintu. Jane dapat
melihat ada rasa kecewa dalam tatapan Geo. Wajar saja, sebab Geo tengah
menyaksikan kekasihnya bersama laki-laki lain. Tangan Jane yang masih berada di
dada bidang laki-laki itu pun menjadi objek pandangan Geo sekarang, tetapi Jane
tak menyadari arah pandangan Geo sebelum laki-laki di depannya berucap,
"Singkirkan tanganmu, Manis, atau dia akan salah paham."
Secepat kilat Jane menarik tangannya, tetapi Geo lebih
dulu meninggalkannya. Tiba-tiba laki-laki di hadapannya mengelus surainya
sambil berujar, "Aku pergi dulu, Manis."
Jane tak lagi memedulikan laki-laki itu, ia justru
bergegas memasuki teater. Selain untuk kembali berlatih demi kelancaran hari
esok, ia pun harus menjelaskan sesuatu pada Geo.
Selama geladi bersih berlangsung Geo menjaga jarak
dengan Jane. Awalnya, Jane berusaha mendekatinya. Akan tetapi, di menit-menit
terakhir acara geladi bersih, Jane memilih diam tanpa sedikit pun mencuri
pandang ke arah Geo. Namun, tak sengaja Jane melihat Geo berjalan ke arahnya.
Lantas, Jane pun sedikit memperlambat kegiatannya merapikan isi tas.
Bruk.
"Maaf!"
Jane menoleh ke sumber suara dan mendapati Anna sedang
menepuk-nepuk kemeja putih yang dikenakan Geo—pemeran utama pria. Kesal? Tentu saja.
Jane bahkan merasa lebih kesal saat Geo membiarkan Anna melakukannya. Padahal,
Jane tahu itu pasti hanya alibi Anna untuk mendekati Geo. Sial, Jane terbakar
api cemburu sekarang. Sontak Jane memasukkan barang-barangnya asal dan segera
menghampiri Geo.
"Antar aku pulang," tukas Jane sembari
menarik lengan Geo paksa.
"Cemburu?" ejek Geo.
"Kaumasih marah padaku?" tanya Jane
mengabaikan pertanyaan Geo yang lebih mirip ejekan.
Geo mengedikkan bahunya. "Mungkin ya, mungkin
tidak."
Jane menatap Geo penuh tanda tanya seraya menghentikan
langkahnya, dan Geo melakukan hal yang sama. Sembari berdiri tegak dengan kedua
tangan di saku celana, Geo menebak, "Apa laki-laki itu Gino?"
Saat Jane hendak menjawab, tiba-tiba seseorang
menabrak punggungnya. Membuat Jane terdorong dan menabrak dada bidang Geo. Geo
pun refleks memeluk Jane sambil berteriak, "Bella!"
Jane turut menoleh ke arah pandangan Geo, dan ia
memutar bola mata jengah kala mengetahui Bella yang menabraknya. Jane tahu,
pasti gadis itu sengaja menabraknya karena tidak suka melihat kedekatannya
dengan Geo. Bella sama saja dengan Anna, hobi mengejar kekasih orang lain bak
tak punya harga diri.
"Lain kali hati-hati," cakap Geo.
Sontak Jane mendorong Geo yang masih memeluknya, lalu
meninju dada Geo sedikit keras.
"Aduh!" pekik Geo.
"Aku pikir kauakan memarahinya!"
Geo terkekeh geli, lagi-lagi gadisnya cemburu. Geo tak
menghiraukannya, ia justru menarik lengan Jane dan kembali melangkah ke arah
parkiran. Sebelum menaiki motornya, Geo menepuk bahu Jane beberapa kali sebagai
tanda jika Jane tak perlu memikirkan Bella. Akan tetapi, Jane tetap membisu
bahkan saat Geo memakaikannya helm.
Tepat saat Jane telah berada di boncengan Geo ia
membeo, "Iya, laki-laki itu Gino."
Tak lama, Geo menghentikan motornya di tepi jembatan.
Salah satu kebiasaan mereka adalah menikmati senja di atas jembatan, di
bawahnya terdapat air sungai yang mengalir jernih.
Jane memandang wajah Geo, yang terpantul dari air
sungai. Seketika ia teringat sesuatu, sontak ia membuka tasnya dan menyobek
kertas dari buku tulisnya.
"Ini," cetus Jane memberikan kertas itu
kepada Geo.
"Masih seperti anak kecil," ejek Geo. Meski
begitu ia tetap meraih kertas yang diberikan Jane dan mulai melipatnya hingga
terbentuk sebuah perahu kertas.
"Kali ini mau tulis apa?" tanya Geo sembari
memberikan perahu kertasnya. Tak lama, Geo terkekeh geli saat mengetahui apa
yang ditulis Jane.
"Ini, pegang dulu." Jane memberikan perahu
kertas itu kepada Geo, lalu ia kembali membuka tasnya dan mengambil sebuah liptint
untuk dioleskan di bibirnya.
"Jangan pake itu!" cegah Geo, tak suka
kekasihnya merias wajah.
Setelah selesai, Jane kembali mengambil perahu kertas
di genggaman Geo. Kemudian, ia menciumnya hingga bentuk bibirnya tercetak di
sana.
"Disimpan, ya," pinta Jane.
"Biasanya dihanyutkan," ujar Geo seraya
melongok ke arah sungai.
"Jangan!" gertak Jane kesal. Lagi-lagi Geo
terkekeh melihat itu.
Sebelum mereka bergegas pulang, Geo kembali membaca
kalimat di atas perahu kertas itu.
Geo jelek, Jane manis minta maaf.
•••
"Pasti Jane pelakunya!"
Jane bergeming saat mendengar tuduhan Bella. Membuat
seluruh penghuni teater memandangnya curiga.
Dengan lantang Jane berujar, "Kalian pikir aku
pembunuhnya?!"
"Kau mencurigakan sejak kemarin."
"Betul, siapa laki-laki berpakaian serba hitam
itu?"
"Kau memberinya uang, 'kan?"
"Jane pasti pembunuhnya! Dia tidak menyukai
Anna."
"Ya! Jane cemburu karena Anna bermain peran
dengan Geo!"
"Pasti dia pembunuhnya!"
"Diam!" teriak Jane. "Aku bukan
pembunuh!"
"Kendalikan dirimu, Jane!" gertak Andra
seorang guru seni.
Napas Jane sedikit memburu. Pagi tadi Anna ditemukan
tewas di teater, sialnya semua orang menuduh Jane sebagai pelakunya. Tentu
membuat Jane naik pitam sekaligus ketakutan. Kini, orang-orang kembali
memperhatikan mayat Anna. Di samping mayatnya terdapat banyak sekali perahu
kertas berlumur darah. Semua orang bilang Jane si pengusul judul drama
sekaligus penggila perahu kertas sudah pasti pelakunya. Ya, semua, termasuk Geo
yang kini tengah bertatapan dengan Jane.
Akan tetapi, alasan Geo berbeda dengan yang lain. Geo
bilang, "Kemarin aku pulang bersama Jane, tetapi di pertengahan jalan ia
memintaku untuk menurunkannya. Lalu ia pergi entah ke mana."
Itu membuat Jane semakin ketakutan, ia sendirian
sekarang. Matanya berkaca-kaca saat memandang Geo, seolah memohon untuk berada
di sisinya. Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke gawainya, saat Jane memeriksanya
nama Gino tertera di sana.
Kak Gino:
Pulang! Mama ... meninggal.
Tangan Jane tremor seketika. Air matanya mengalir,
lantas secepat kilat ia berlari meninggalkan teater. Tak peduli jika
orang-orang semakin mencurigainya.
"Jane melarikan diri!"
"Kejar dia!"
Teriakan demi teriakan menghantam indra pendengaran
Jane. Namun, kakinya tak memelan sedikit pun. Ia kalut. Sangat. Hingga di depan
gerbang sekolah, satpam menghalanginya dan orang-orang pun mulai mencekal
lengannya, sembari meneriakkan kata pembunuh. Teriakan mereka meredam teriakan
Jane. Akan tetapi, gadis itu tak henti-hentinya berteriak, "Mama!"
Kini, Jane berada di ruang guru. Ia masih tak habis
pikir, mengapa tak seorang pun percaya bahwa bukan Jane pelakunya. Kemarin, ia
hanya memberikan biaya pengobatan mamanya kepada Gino—kakaknya. Sedangkan, saat
ia meminta Geo menurunkannya di tengah jalan, karena ia harus bergegas ke rumah
sakit. Ia memang salah, seharusnya ia terbuka dan menceritakan segalanya kepada
Geo. Akan tetapi, rasanya tetap sakit saat Geo tak mempercayainya, meskipun
laki-laki itu tetap peduli padanya; terbukti dengan kehadiran Geo di samping
Jane saat ini.
Saat Jane menatap kosong ke depan, tiba-tiba Geo
menggenggam tangan Jane lembut seolah memberi kekuatan. Namun, Jane menepisnya.
Sebab ia tak butuh rasa kasihan. Sekonyong-konyong Gino memasuki ruang guru,
lalu berteriak, "Apa bukti jika adikku pembunuhnya?!"
Seorang siswa berujar, "Bukankah kau bekerja sama
dengannya?"
"Iya, dia laki-laki yang ditemui Jane
kemarin."
"Bodoh! Kalian semua bodoh!" Gino kembali
berteriak, "Kenapa kalian menuduh orang seenaknya? Kenapa tidak periksa cctv?
Sialan!"
Semua orang yang ada di ruang guru baik di luar
seketika terdiam, membuat Jane tertawa sumbang. Gino benar, mereka bodoh.
•••
Kediaman Jane.
Akhirnya kebenaran terungkap, bukan Jane pelakunya,
tetapi Bella. Ya, seharusnya Bella juga menjadi tersangka, mengingat jika Bella
merupakan siswa terakhir yang berada di sekolah. Selain itu, Bella dan Anna
selalu bersaing dalam hal apa pun, baik pemeran utama dalam drama maupun
mengenai ... Geo.
Satu per satu teman sekelas Jane mengucapkan maaf
sekaligus bela sungkawa. Akan tetapi, Jane tetap membisu. Tak satu pun ucapan
maaf yang ia balas. Ya, tak satu pun, termasuk Geo.
"Aku minta maaf," ujar Geo, lagi. Entah
sudah berapa kali laki-laki itu mengucap maaf.
"Jane, maafkan aku ...."
Jane tetap membisu, meskipun suara Geo terdengar
semakin parau.
"Kita sudahi," tukas Jane.
"Jane ...."
"Jangan pernah temui aku lagi, sampai kau dan aku
ditakdirkan menjadi kita."
"Jane, kumohon ...."
Jane memberikan perahu kertas yang sedari tadi ia
genggam kepada Geo. Tak ada tulisan ataupun bentuk bibir Jane di sana, terlihat
kosong dan hampa.
"Aku pasti menyimpannya dengan baik, tapi
Jane—"
"Pergi," pungkas Jane.
TAMAT
Penulis: Cr-Azy
Artworker: Marsyasp
0 Komentar
Yuk kita beropini mengenai isi post-nya~